“Tahukah kamu aku mulai
menikmati setiap senyum yang kau berikan kepadaku? menikmati candaan
yang kau ucapkan, dan tatapan hangat yang membuatku jatuh di perasaan
itu. Tahukah kamu aku mulai memendam rasa kepadamu, dari awal kita
bertemu hingga akhirnya aku merasakan perasaan yang tidak seharusnya aku
rasakan kepadamu…”
Tak ada hal yang lain yang bisa aku
ungkapkan ketika melihat dan mendengar nama-mu. Aku ingin kamu tidak
mengetahui apa yang sebenarnya aku rasakan, karena aku belum tau apa
maksud hatiku. Nyaman, tenang…… mungkin tidak bisa aku ungkapkan dengan
kata-kata, yang jelas itu lah yang aku rasakan. Tak menentu. Aku selalu
menahan degupan jantungku yang tak beraturan. Aku seringkali
memerhatikan dirimu dari kejauhan, tersenyum melihatmu tertawa karena
candaan dan kelelahan. Aku mulai tercebur kedalam hatimu lalu terpeleset
dalam aliran darahmu. Salahkah aku merasakan semua itu?
1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan aku juga
kamu masih tetap ada dalam ikatan ‘teman’. Hanya kamu yang mengitari
otakku dan selalu mengganggu imajinasi dan pikiranku detik demi detik,
menit demi menit, jam demi jam, bahkan hari demi hari. Tanpa kusadari,
namamu ku selipkan di baris-baris doaku.
Menatap handphone kesayanganku menunggu getaran yang menampakkan namamu.
Mengecek bbm setiap saat hanya untuk menunggu “PING!!!” atau sekedar
bbm membahas hal lain. Tapi aku tidak kecewa, karena berbicara denganmu
lah yang aku inginkan.
Sepertinya aku merasakan itu…
Pada setiap ucapan yang kau ucapkan membuatku merasa tenang.
Sepertinya aku merasakan itu…
Ketika aku masih bisa tersenyum saat bangun pagi hingga tidur malamku, aku selalu mendoakan mu.
Sepertinya aku menyukaimu…
Pada setiap senyuman dan tatapan yang kau berikan kepada ku seolah-olah memberi tahu-ku ‘semua akan baik-baik saja’
Sepertinya aku menyukaimu…
Dengan isyarat yang kau perlihatkan kepadaku, dan pada bayang dirimu yang berhasil mengundang tanda tanya. Tahukah kamu aku mulai menikmati setiap senyum yang kau
berikan kepadaku? menikmati candaan yang kau ucapkan, dan tatapan hangat
yang membuatku jatuh di perasaan itu. Tahukah kamu aku mulai memendam
rasa kepadamu, dari awal kita bertemu hingga akhirnya aku merasakan
perasaan yang tidak seharusnya aku rasakan kepadamu. Aku menganggapmu
bukan sekedar teman, agar aku yakin apa yang aku rasakan sekarang,
walaupun itu nantinya berakhir menyakitkan. Tapi apa kau tau, aku
merasakan perasaan yang menurutku salah? Harus menyakiti orang lain
padahal belum tentu kamu orangnya. Bisa aku merasakan semua ini? Bisa
aku menyukaimu tanpa ada sepotong hati yang terluka?